Kasian, Guru ini Dipenjara Karena Nyubit Siswanya!

Sobat Pendidikan Indonesia, angkatan SD berapakah kamu? Tahun 90-an? Atau 2000-an? Apakah kalian pernah mengalami dihukum lari keliling lapangan, berdiri di depan kelas sambil memegang telinga, atau bahkan dipukul guru menggunakan penunjuk papan tulis?

GURU DIPENJARA

Kalau mengingat masa-masa itu ada rasa kesal, tapi yakinlah 99% dari kalian mengatakan bahwa masa itu adalah kenangan yang tak akan pernah kita lupakan selamanya. Seberapa lama masa itu berlalu, tapi kita masih tetap mengingatnya bahkan detail ceritanya pun masih terasa hangat diingatan.

Jaman dulu, siswa atau anak diberi hukuman oleh gurunya adalah hal yang wajar, bahkan tidak sedikit orang tua yang menitipkan pesan kepada guru untuk menghukum anak-anaknya jika nakal atau berbuat salah di sekolah.

Tapi ternyata berbeda dengan persepsi orang tua masa kini. Anak diberi hukuman adalah pelanggaran. Seperti yang terjadi pada Nurmayani Salam, seorang guru SMPN 1 Bantaeng yang dipenjara karena telah mencubit salah satu siswanya. Orang tua siswa tersebut tidak menerima perlakuan Nurmayani terhadap anaknya, sehingga mereka melaporkannya ke Mapolres Bantaeng. Nurmayani dipenjara sejak Agustus 2015 lalu.

Adi, keponakan Nuramayani sendiri mengatakan "“Ibu alami stres berat kasian, Apalagi menderita diabetes kering dan umurnya juga yang sudah memasuki usia lanjut". Usaha untuk mengajukan permohonan maaf dan damai pun telah dilakukan oleh keluarga Nurmayani, tetapi tidak mendapatkan respon dari keluarga siswa tersebut.

Tentunya banyak pihak lain yang menuntut agar kasus yang menimpa Guru Biologi ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. Bahkan sejumlah aktivis di Bantaeng mulai merencanakan aksi demo ke Polres Bantaeng dan Kejari setempat.

"Kita minta agar proses hukum lanjut tetapi guru ini tidak boleh ditahan karena menghambat proses belajar mengajar,” kata salah seorang aktivis setempat Muh Idil.
Bagaimanakah tanggapan kalian sobat Pendidikan Indonesia? Apakah Bu Nurmayani ini pantas untuk dihukum penjara atau tidak?
Back To Top