Anak ini bernama Mustafa. Usianya baru menginjak 16 tahun, namun ia telah merasakan pahit manisnya perjuangan hidup yang tidak dirasakan semua anak seusianya. Meskipun beban hidupnya begitu berat, namun ia berusaha untuk tidak mengeluh demi orang-orang yang dikasihinya.
Mustafa tinggal di Desa Ie Tarek II, Kecamatan Simpang Kramat, Kabupaten Aceh Utara bersama keluarganya di sebuah gubuk. Setiap hari Mustafa harus bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Sang ayah yang bernama Sulaiman (65) sudah lama terbaring sakit karena penyakit darah manis kering, sehingga ia yang harus menjadi kepala rumah tangga. Pekerjaan yang ia lakoni adalah memanjat puluhan pohon pinang. Penghasilan dari pekerjaan tersebut tidak seberapa, hanya Rp.2000 untuk satu pohon saja. Meskipun kecil, namun ia tidak punya pilihan lain.
Bocah pemanjat pinang |
Jemari kecilnya harus terus berjuang menahan sakit demi menyambung hidup setiap harinya.
Bantuan untuk keluarga Mustafa sedang berusaha untu dilakukan. Musfendi AR selaku ketua LPDA sedang mencari cara untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah Aceh untuk segera memberikan bantuan kepada keluarga Mustafa dan keluarga lain yang hidupnya dibawah garis kemiskinan. Semoga saja bantuan dari pemda ataupun pihak lain yang ingin membantu segera datang.Baca Juga: DAFTAR BEASISWA S1 DALAM NEGERI UNTUK LULUSAN SMA/SMK
Mustafa hanya satu dari beribu-ribu orang di tanah air yang masih hidup dalam kemiskinan. Dari orang-orang seperti Mustafa kita dapat belajar tentang arti rasa syukur yang sebenarnya terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah. Perjalanan hidup mereka mengingatkan kita untuk selalu bekerja keras dan tidak mudah mengeluh. Selain itu, kisah hidup mereka juga mengetuk nurani kita untuk senantiasa saling membantu dan peduli terhadap saudara-saudara kitaBaca Juga: 3 Cara Jitu Supaya Cepat Paham Saat Membaca