Kampus Baru UNPAD - Universitas Padjajaran (Unpad) memang bukan nama asing di dunia pendidikan Indonesia. Dalam urutan perguruan tinggi di Indonesia, Unpad termasuk salah satu yang diunggulkan. Dari tahun ke tahun, jumlah peminat untuk masuk ke universitas tersebut selalu mengalami peningkatan. Faktor itulah yang membuat Unpad siap untuk membuka Perguruan Tinggi Negeri (PTN) baru yang berlokasi di Kabupaten Pangandaran, dan Kuningan, Jawa Barat.
Kampus Baru UNPAD |
Dalam 10 tahun kedepan, diharapkan kampus yang akan berdiri di Pangandaran tersebut dapat menjadi PTN yang mandiri. Pendirian PTN tersebut dimaksudkan sebagai bentuk kontribusi Unpad kepada dunia pendidikan. Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Ketu tim Kerja Unpad. "Unpad bisa memberikan kontribusi pengembangan potensi sumber daya manusia terutama untuk meningkatkan kesiapan penyelenggaraan perguruan tinggi," ungkap Ketua tim kerja Prof. Dr. Engkus Kuswarno, M.S pada hari Rabu (18/5/2016).
Sesuai dengan Pemendikti No. 50 tahun 2015 syarat yang harus dimiliki perguruan tinggi negeri yang ingin membuka perguruan tinggi di lokasi lain, yaitu minimal pembukaan perguruan tinggi memiliki program studi dengan komposisi 60% prodi Eksakta dan 40% prodi noneksakta. Kemudian jika setiap prodi membutuhkan minimal enam dosen pengampu, maka butuh 60 orang tenaga SDM juga yang disiapkan bagi perguruan tinggi mandiri tersebut,.
Unpad masih berusaha untuk memenuhi persyaratan tersebut. Salah satunya dengan cara mengembangkan roadmap untuk program jangka pendek.
Roadmap nya yaitu berupa membuka prodi di luar kampus yaitu Program Vokasional dengan masa studi selama dua tahun.
Persiapan pembukaan kampus baru di daerah Kuningan juga sudah mulai dilakukan. Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil Dekan II Universitas Kuningan (Uniku) Fahmi Yusuf, M.M.Si. "Rencana kegiatan pembukaan kampus baru tersebut meliputi penyelenggaraan kegiatan Applied Approach (AA) dan Pekerti, pengembangan pendidikan Profesi Akuntansi, Peningkatan Kualifikasi Dosen S3, hingga kolaborasi riset dan publikasi ilmiah," tutur Fahmi Yusuf, M.M.Si.