Edi Priyanto, siswa teladan dengan segala keterbatasan. malukah anda?- Namaku Edi priyanto, aku duduk dibangku kelas 2 SMPN 2 Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Aku mempunyai cita-cita yang menurut orang itu tidak mungkin aku capai, karena aku mempunyai keterbatan fisik. Ya cita-citaku ialah ingin menjadi seorang teknisi komputer. oleh sebab itu nanti aku akan melanjutkan sekolah ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Teknik Komputer.
Ya itulah sepenggal perkenalan tentang edi Priyanto. Ia (Edi) mengaku ingin mengejar cita-citanya, dan merubah nasibnya. Sehingga tidak lagi ada yang meremehkan keterbatasan fisik yang dimilikinya. Ia tidak ingin dikasihani meski setiap hari menggunakan kursi roda puluhan kilometer (km) untuk mencapai ke sekolah. "Selalu bersyukur dan tetap harus semangat untuk masa depan," ucapnya bersemangat.
Semangatnya untuk menempuh 5 km perjalanan yang ditempuh dengan waktu sekira satu jam ke sekolah dilakoni setiap hari oleh anak tunggal ini. Setiap hari, ia bangun sekira pukul 03.30 WIB, setelah salat subuh, dan mempersiapkan diri ia berangkat ke sekolah melalui jalan Parangtritis. Ia menggunakan kursi roda yang terbilang sudah tua itu sekira pukul 05.00 WIB.
Dengan keterbatasan itu, membuat dirinya ingin membuktikan jika keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk mendapat pendidikan."Saya ingin membuktikan kalau bisa dan melebihi mereka,"imbuhnya.
Ya itulah sepenggal perkenalan tentang edi Priyanto. Ia (Edi) mengaku ingin mengejar cita-citanya, dan merubah nasibnya. Sehingga tidak lagi ada yang meremehkan keterbatasan fisik yang dimilikinya. Ia tidak ingin dikasihani meski setiap hari menggunakan kursi roda puluhan kilometer (km) untuk mencapai ke sekolah. "Selalu bersyukur dan tetap harus semangat untuk masa depan," ucapnya bersemangat.
Semangatnya untuk menempuh 5 km perjalanan yang ditempuh dengan waktu sekira satu jam ke sekolah dilakoni setiap hari oleh anak tunggal ini. Setiap hari, ia bangun sekira pukul 03.30 WIB, setelah salat subuh, dan mempersiapkan diri ia berangkat ke sekolah melalui jalan Parangtritis. Ia menggunakan kursi roda yang terbilang sudah tua itu sekira pukul 05.00 WIB.
Dengan keterbatasan itu, membuat dirinya ingin membuktikan jika keterbatasan fisik bukan menjadi halangan untuk mendapat pendidikan."Saya ingin membuktikan kalau bisa dan melebihi mereka,"imbuhnya.
Foto Edy priyanto |
Upaya dari sekolah untuk mencarikan sekolah inklusi yang lebih dekat pernah dilakukan namun dia justru menolaknya. Edi memilih untuk tetap bersekolah di SMP N 2 Sewon. "Ia ingin tetap sekolah di sini, karena sudah merasa nyaman," kata Kepala Sekolah SMP 2 Sewon Bantul Asnawi kepada wartawan.
Ia mengatakan, meski harus menempuh perjalanan menggunakan kursi roda, namun Edi tidak pernah terlambat masuk ke sekolah. Bahkan tidak jarang Ia lebih dahulu sampai ke sekolah. "Ia tidak pernah terlambat masuk sekolah," pungkasnya.
Subhannalloh sekali perjuangan seorang Edi Priyanto. meskipun dia mempunya keterbatasan fisik, tetapi dia memaksimalkan keterbatan itu sehingga keterbatasan tersebut diubahnya menjadi kelebihannya. terbukti dengan dia (edi) tidak pernah kesiangan, meskipun dia memakai kursi roda, dia tidak pernah kesiangan sekalipun. nah kita yang memiliki fisik yang sempurna dibandingkan dengan saudara kita (edi), Mengapa kita selalu kesiangan? Apakah kesiangan sudah menjadi kebiasaan anda? Coba renungkanlah kawan ! :)
Source: Okezone.com