Perpustakaan Modern- Perpustakaan merupakan tempat dimana segala hal yang menyangkut literatur keilmuan ada disana. Meskipunj sebagai tempat segala sumber literatur, perpustakaan masih saja dianggap sebagai tempat yang membosankan.
Foto Perpustakaan Modern (source: honeyizza.wordpress.com) |
Di era modern ini, Perpustakaan sudah tidak lagi mendapat label sebagai tempat yang paling membosankan yang isinya cuma setumpuk buku saja. Definisi perpustakaan saat ini menjadi sangat luas. Bahkan di era modern ini perpustakaan itu tidak hanya berbentuk gedung yang isinya kumpulan buku atau sumber ilmu lainnya, melainkan ada disetiap genggaman tangan.
Ya melalui e-resource semua manusia bisa membuka perpustakaan online dan mencari reerensi sepuasnya, yang nantinya berbentuk e-book. Namun ada yang lebih modern loh dari yang namanya e-resouce, mau tahu? YUk simak dibawah ini!
University of Technology Sydney (UTS) menggunakan teknologi robotika untuk mengelola ratusan ribu buku koleksi perpustakaannya. Gudang penyimpanan koleksi perpustakaan itu sendiri terletak di bawah tanah.
Ya melalui e-resource semua manusia bisa membuka perpustakaan online dan mencari reerensi sepuasnya, yang nantinya berbentuk e-book. Namun ada yang lebih modern loh dari yang namanya e-resouce, mau tahu? YUk simak dibawah ini!
University of Technology Sydney (UTS) menggunakan teknologi robotika untuk mengelola ratusan ribu buku koleksi perpustakaannya. Gudang penyimpanan koleksi perpustakaan itu sendiri terletak di bawah tanah.
Ruang penyimpanan buku perpustakaan yang bernama Library Retrieval System (LRS) ini dilengkapi dengan enam robot derek (robotic crane), kata Koordinator LRS dan Jasa Pengiriman Perpustakaan UTS, Marisa Rodriguez kepada sejumlah wartawan ASEAN yang mengunjungi kampus UTS di Sydney, Selasa (10/11/2015).
Menurut Rodriguez, LRS mengadopsi teknologi yang umum digunakan dalam industri transportasi dan logistik atau sering disebut sebagai "teknologi Dematic". Tempat penyimpanan buku perpustakaan tersebut berada di kedalaman 20 meter dengan luas 13 ribu meter persegi. Sekira 450 ribu buku tersimpan rapi di dalam 12 ribu rak berbentuk kotak baja.
"Pembangunan fasilitas LRS merupakan upaya inovasi untuk mengatasi keterbatasan lahan kampus yang terletak di jantung kota Sydney," kata Marisa.
Pengoperasian fasilitas senilai 28,5 juta dolar Australia (sekira Rp285 miliar) tersebut dilakukan dengan teknik unik, memakai gelombang radio. Para mahasiswa yang sedang mencari buku bisa memesan kepada perpustakaan secara online atau mengetik buku yang diperlukan di layar komputer yang ada di perpustakaan UTS.
Ketika mahasiswa sudah melakukan pemesanan buku, maka robot akan membaca label yang tertera dan mengambil item buku yang diinginkan dari ruang penyimpanan yang berjumlah lima tingkat. Robot itu mengantarkan buku yang dipilih kepada staf perpustakaan dan kemudian staf ini memberikannya kepada para mahasiswa. Melalui cara tersebut maka perpustakaan tidak perlu lagi menggunakan rak buku tinggi yang sulit dijangkau orang, terlebih bagi mereka yang mempunyai kebutuhan khusus.
Fasilitas LRS juga akan membuat buku-buku tersebut terhindar dari debu dan kelapukan. Ruang bawah tanah ini juga dilengkapi parit-parit khusus untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir.
"Sampai sekarang tercatat baru dua perpustakaan di Australia yang menggunakan robot untuk mengurus buku-buku koleksi mereka, yaitu UTS dan satunya lagi adalah perpustakaan Universitas Macquarie di Sydney," ujarnya.
Marisa mengatakan jumlah buku yang disimpan di LRS secara bertahap akan ditambah hingga mencapai satu juta item. Selain yang disimpan di LRS, UTS juga memiliki koleksi sekira 250 ribu buku lagi yang masih tetap ada di rak-rak buku perpustakaan.
Perpustakaan UTS menyediakan koleksi yang beragan untuk materi cetak dan online, dengan lebih dari 725 ribu buku, 93 ribu jurnal teks lengkap, surat kabar, DVD dan bacaan wajib mata kuliah serta 450 terminal komputer. Perpustakaan ini memiliki berbagai fasilitas seperti area belajar kelompok, ruangan tenang, International Cultural and News Centre, dan Scholar's Centre bagi mahasiswa penelitian pascasarjana, untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan penelitian mahasiswa.
Menurut Rodriguez, LRS mengadopsi teknologi yang umum digunakan dalam industri transportasi dan logistik atau sering disebut sebagai "teknologi Dematic". Tempat penyimpanan buku perpustakaan tersebut berada di kedalaman 20 meter dengan luas 13 ribu meter persegi. Sekira 450 ribu buku tersimpan rapi di dalam 12 ribu rak berbentuk kotak baja.
"Pembangunan fasilitas LRS merupakan upaya inovasi untuk mengatasi keterbatasan lahan kampus yang terletak di jantung kota Sydney," kata Marisa.
Pengoperasian fasilitas senilai 28,5 juta dolar Australia (sekira Rp285 miliar) tersebut dilakukan dengan teknik unik, memakai gelombang radio. Para mahasiswa yang sedang mencari buku bisa memesan kepada perpustakaan secara online atau mengetik buku yang diperlukan di layar komputer yang ada di perpustakaan UTS.
Ketika mahasiswa sudah melakukan pemesanan buku, maka robot akan membaca label yang tertera dan mengambil item buku yang diinginkan dari ruang penyimpanan yang berjumlah lima tingkat. Robot itu mengantarkan buku yang dipilih kepada staf perpustakaan dan kemudian staf ini memberikannya kepada para mahasiswa. Melalui cara tersebut maka perpustakaan tidak perlu lagi menggunakan rak buku tinggi yang sulit dijangkau orang, terlebih bagi mereka yang mempunyai kebutuhan khusus.
Fasilitas LRS juga akan membuat buku-buku tersebut terhindar dari debu dan kelapukan. Ruang bawah tanah ini juga dilengkapi parit-parit khusus untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir.
"Sampai sekarang tercatat baru dua perpustakaan di Australia yang menggunakan robot untuk mengurus buku-buku koleksi mereka, yaitu UTS dan satunya lagi adalah perpustakaan Universitas Macquarie di Sydney," ujarnya.
Marisa mengatakan jumlah buku yang disimpan di LRS secara bertahap akan ditambah hingga mencapai satu juta item. Selain yang disimpan di LRS, UTS juga memiliki koleksi sekira 250 ribu buku lagi yang masih tetap ada di rak-rak buku perpustakaan.
Perpustakaan UTS menyediakan koleksi yang beragan untuk materi cetak dan online, dengan lebih dari 725 ribu buku, 93 ribu jurnal teks lengkap, surat kabar, DVD dan bacaan wajib mata kuliah serta 450 terminal komputer. Perpustakaan ini memiliki berbagai fasilitas seperti area belajar kelompok, ruangan tenang, International Cultural and News Centre, dan Scholar's Centre bagi mahasiswa penelitian pascasarjana, untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran dan penelitian mahasiswa.