PANASONIC DAN TOSHIBA TUTUP - Masih hangat-hangatnya pemberitaan tentang hengkangnya perusahaan ford di Indonesia, kini ada lagi dua perusahaan raksasa yang akan hengkang dari Indonesia. Perusahaan apakah keduanya itu? Ya yang akan hengkang itu Perusahaan Panasonic dan Toshiba. Mendengar hal itu, kelompok buruh tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) angkat suara soal dua raksasa elektronik di Indonesia yang resmi ditutup sehingga berdampak pada buruh.
Toshiba Tutup (source: bisnis.liputan6.com ) |
Menurut Presiden KSPI Said Iqbal, sinyal negatif terhadap investasi di Indonesia mulai terasa setelah pabrik otomotif Ford Indonesia dan Opel Indonesia itu memilih negara lain untuk memproduksi otomotif. Setelah itu selang 2 bulan, giliran raksasa industri elektronik Toshiba yang berada di Cikarang secara resmi menutup pabriknya di Indonesia, dan yang tersisa hanya Perusahaan Toshiba Printer di Batam.
"Toshiba televisi, kurang lebih 900 orang buruh akan berpotensi di PHK yang tutup hari ini resmi (mulai bulan April secara resmi tutup). Pabrik ini adalah pabrik televisi terbesar setelah Jepang," tegas Said ketika jumpa pers di Hotel Mega Proklamasi, Jakarta.
Berikutnya, Said melanjutkan pembicaraannya, Perusahaan raksasa yang kedua adalah Panasonic, yaitu Panasonic lighting (Panasonic Denco).
Dua pabriknya resmi ditutup, yang pertama yang berada di Pasuruan (600 orang buruh di PHK) dan yang kedua berada di kawasan EJIP Cikarang (sekira 1000 orang buruh di PHK). Jumlah yang di-PHK kurang lebih 2500 orang buruh dari Toshiba dan Panasonic. Secara bersamaan, tutupnya pabrik-pabrik tersebut dibarengi dengan investasi dari negara Tiongkok, yang merupakan proyek mercusuar. Investasi Tiongkok membawa buruh unskill, seperti operator, supir forklift, juru masak dll.
"Pemerintah terlihat sangat mesra dengan investor Tiongkok. Bahkan Bank investasi Tiongkok mengalahkan ADB (yang dibentuk oleh Jepang)," ungkapnya.
Dikatakan dia, bangkrutnya investasi Jepang dan Amerika, secara bersamaan masuknya investasi dari Tiongkok, dan ini menurutnya berbahaya bagi geo politik. Kata Said, janji paket kebijakan ekonomi Jokowi, bagi perusahaan yang bangkrut dapat mengajukan bantuan dari pemerintah (kredit usaha) agar tidak melakukan PHK.
"Janji tersebut hanya retorika semata, seperti yang terjadi di PT Jabagarmindo di Tangerang," tegasnya.
Ia pun berpendapat bahwa kebijakan ekonomi Jokowi tidak efektif dalam pelaksanaannya di lapangan, dan terbukti PHK terjadi pasca paket kebijakan dikeluarkan. Maka dari itu, pihaknya mendesak pemerintah untuk mengkaji paket kebijakan ekonomi, karena faktanya tidak ada yg terbukti benar.
"Ketika bicara soal PHK, pemerintah selalu menutup-tutupi, nanti kalau sudah terpublikasi oleh media baru pemerintah mengumumkan angka-angka jumlah PHK yang sudah tidak update lagi. Kami mendesak pemerintah untuk mengumumkan secara resmi di industri capital intensif (padat modal) mana yang buruhnya berpotensi di PHK," tuturnya.
Source: Rimanews.com