Mahasiswa UPI Ciptakan Kompor Air - Selama ini UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) sering dianggap sebagai universitas pencetak guru-guru Indonesia. Ternyata, bukan hanya mencetak guru-guru profesional, UPI pun mampu menciptakan para ilmuwan cerdas dan handal dalam bidangnya.
Mahasiswa UPI Menciptakan Kompor berbahan bakar air |
Baru-baru ini diberitakan ada sebuah penemuan kompor berbahan bakar air yang diciptakan oleh mahasiswa UPI. Dede Miftahul Anwar, itulah nama penemu kompor yang memberikan sejuta manfaat bagi masyarakat di Kampung Kerajan, Desa Cihambulu, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Apakah kamu pernah mendengar nama daerah tersebut? Berawal dari tempat kelahirannya inilah yang membuat hati Dede tergugah untuk menciptakan kompor berbahan bakar air ini. Memang kreativitas Dede dalam bidang ilmu pengetahuan patut diperhitungkan.
Konon, jarang ada pasokan gas elpiji ke daerah tersebut dikarenakan jalan rusak, sehingga membuat distributor gas elpiji enggan untuk pergi kesana. Dede pun menuturkan bahwa mobil pengangkut elpiji tidak sampai ke rumahnya.
Dede menggambarkan, untuk menuju ke kampungnya butuh waktu sekitar lima jam apabila berangkat dari pusat Kota Bandung. Apabila menggunakan sepeda motor, jalan yang diambil adalah menuju Padalarang, kemudian menuju jalur ke arah Purwakarta. Dari sana langsung menuju ke Pabuaran, Subang.Baca Juga: Subhanalloh, Pelajar Yogyakarta Merayakan Kelulusan dengan Membagikan Nasi dan Susu Kedelai
Dia menegaskan, menuju ke Kampung Kerajan tidak ada angkutan khusus. Alat transportasi satu-satunya adalah ojek. Sepanjang jalan menuju kampungnya harus melewati bentangan sawah dan hutan karet.
Tidak hanya itu, salah satu yang membuat akses ke kampungnya sangat sulit adalah harus melewati sungai yang sangat lebar dengan arus deras. Apalagi menurutnya, hanya ada satu jembatan kayu sebagai penghubung desanya.
Dari sulitnya pasokan gas itulah yang membuatnya bersikeras menciptakan sebuah produk bermanfaat bagi orangtuanya dan seluruh warga Kampung Kerajan.
"Kalau tidak ada gas warga di kampung saya harus cari kayu bakar ke hutan," tutur Dede.
Melihat kondisi yang memprihatinkan ini, akhirnya Dede membuat kompor berbahan bakar air tersebut. Secara sederhana dia menjelaskan, dua unsur yang ada di dalam air yakni oksigen dan hidrogen diurai. Selanjutnya senyawa oksigen diendapkan dan gas hidrogen itulah yang digunakan sebagai bahan bakar. Dede membuat senyawa khusus yang bisa mengurai oksigen dan hidrogen tersebut.
"Bahan-bahannya sangat mudah didapatkan dan sangat murah. Jadi saya bisa menjual gas hidrogen itu lebih murah dari gas elpiji," ujar Dede.
Setelah kompor ini dibuat, Dede membuat perusahaannya sendiri yang bernama CV Energon Teknologi. Melalui perusahaannya, Dede menjual gas hidrogen Rp10 ribu per tabung. Untuk pemakain kebutuhan memasak keluarga sehari-hari, gas hidrogen itu biasanya cukup untuk dua pekan.
Selain itu, dia pun mendirikan Saung Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH). Sehingga warga di kampung Kerajan tidak sulit untuk melakukan pengisian hidrogen.Baca Juga: 5 Profesi Santai yang Bisa Bikin Kamu Jadi Jutawan!
Hasil penemuan itu dilombakan dalam ajang Wirausaha Muda Mandiri (WMM) 2015. Karena kompor berbahan bakar air itu, Dede menjadi juara pertama di ajang Wirausaha Muda Mandiri 2015 untuk bidang usaha teknologi non digital.
Ini dia satu lagi, generasi penerus bangsa yang cerdas, yang berani untuk berinovasi demi rasa pedulinya terhadap orang-orang disekitarnya. Berbakti pada bangsa itu bukan soal nanti dan seberapa besar jasa kita, tetapi dimulai dari dini lah dan dengan hal-hal kecil yang memberikan manfaat begitu besar bagi mereka yang membutuhkan. Indonesia msih membutuhkan seribu Dede lainnya, so keep study hard and be creative, sobat Pendidikan Indonesia!!!!