Ratusan Siswa di Kabupaten Bandung Barat ini Belajar di Bekas Kandang Ayam

SEKOLAH BEKAS KANDANG AYAM - Melihat bangunan sekolah diperkotaan pasti akan membuat mata kita berdecak kagum melihat kemegahan bangunan yang ada. Segala fasilitas lengkap yang menunjang pembelajaran juga semakin membuat sekolah di kota menjadi cerminan betapa pendidikan kita sudah maju. Namun, ternyata jangan dulu terburu-buru menilai hanya dari satu sudut pandang. Kenyataannya kemegahan dan kenyamanan sekolah di perkotaan tidak semuanya bisa dirasakan oleh sekolah dipedesaan. Keterbatasan sarana dan prasarana disana menjadi bukti masih tidak meratanya kemajuan pendidikan di Indonesia.

SMPN 3 CIHAMPELAS KABUPATEN BANDUNG

Salah satu buktinya dapat kita temukan di SMPN 3 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat. Sekolah yang sudah berdiri sejak tahun 2010 itu dari luar lebih mirip disebut kandang ayam daripada tempat untuk belajar. Luas area sekolah hanya mencapai 3.426 meter persegi. Dinding bangunan sekolah terbuat dari triplek dan beratap asbes. Tidak ada lantai keramik, yang ada hanya semen yang sudah mengelupas. Hanya ada dua kelas disana yang dibatasi oleh triplek untuk memisahkan kelas yang satu dengan yang lainnya.

"Satu kelas ini diisi oleh lebih dari 30 siswa. Saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung, memang tidak fokus dan tidak nyaman karena berada dalam satu ruangan yang hanya disekat," kata Raden Mochamad Toha selaku kepala sekolah.

Ruang kelas menjadi satu-satunya ruangan yang bisa dimanfaatkan siswa untu belajar. Sebab, tidak ada ruang perpustakaan, laboratorium, koperasi, tempat unit kegiatan siswa, dan bangunan lainnya yang menunjang kegiatan sekolah. Sumber Daya Manusia di sekolah itu juga terbatas. Setiap hari untuk mengisi jadwal sekolah, para guru harus dibagi menjadi dua sif, yaitu pagi dan siang.


Sebelum menempati kandang ayam itu, SMPN 3 Cihampelas pernah ikut menumpang ke gedung sekolah SMPN 1 Cihampelas pada 2010-2012, SDN Situwangi pada 2013-2015, dan SDN Paojansari pada 2014-2015. Dikarenakan jumlah pendaftar ke SMPN 3 Cihampelas semakin meningkat, maka otomatis sekolah harus memiliki gedung bangunan sendiri.

Pembangunan gedung SMPN 3 Cihampelas terkendala masalah lahan. Toha selaku kepala sekolah bahkan rela membebaskan lahan miliknya untuk dijadikan gedung sekolah. Namun untungnya seiring berjalannya waktu, bantuan perbaikan dari berbagai pihak mulai berdatangan. Semoga saja bantuan tersebut akan semakin mempercepat perbaikan pembnagunan sekolah sehingga proses belajar belajar dapat berjalan baik.
Back To Top