Jelang PPDB, Banyak Warga yang Berpura-pura Miskin. Ada Apa dengan Indonesia?

Bantuan Pendidikan orang Miskin - Fenomena kecurangan warga mampu yang berpura-pura menjadi layak untuk mendapat bantuan pendidikan masih banyak ditemukan. Praktek kecurangan semakin marak terjadi, terutama ketika pendaftaran peserta didik baru. Tidak jarang hal itulah yang membuat warga kurang mampu yang lebih layak mendapat bantuan menjadi tidak kebagian jatah kuota. 
Bantuan Pendidikan Miskin

Hal tersebut membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok akan lebih waspada dalam  proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Disdik akan memberlakukan aturan secara ketat dan pengamatan secara fisik bagi warga yang mengaku miskin.
"Memang sudah ada laporan seperti warga mampu pakai perhiasan, menggunakan mobil pribadi dan HP-nya canggih namun masih menggunakan Jamkesda," ujar Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Herry Pansila.

Baca Juga:  BEASISWA S2 FULL DI JERMAN UNTUK MAHASISWA INDONESIA

Untuk meminimalisir kecrangan, Herry menambahkan bahwa pihaknya akan senantiasa berkoordinasi dengan dinas terkait yakni UPT Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Melalui kerjasama dengan Jamkesda tersebut akan diketahui mana warga yang sudah menggunakan Jamkesda. Mereka akan ditolak ketika mengajukan bantuan.

Selain itu, pihak Disdik juga mengajak kerjasama dari piahk sekolah untuk mengecek kebenaran data orangtua siswa yang kurang mampu. Pihak sekolah bisa memancing dengan meminta nomor handphone dari calon orangtua siswa yang mengaku miskin. "Namun pas dikeluarin, nomornya banyak, HP-nya juga banyak dan canggih-canggih. Ada caranyalah sekolah untuk benar-benar mengetahui orang itu benar miskin atau tidak," terang Herry.

Baca Juga:  BEASISWA FULL S2 DI NATIONAL UNIVERSITY OF SINGAPORE

Intinya adalah semua pihak diajak bekerjasama untuk benar-benar memastikan bantuan dari sekolah sampai ke tangan orang yang tepat. Hal itu akan mengurangi dan mencegah kekeliruan penerima bantuan berlanjut lebih lama lagi.
Back To Top