Ini Akibatnya Jika Pemerintah Merektut WNA Jadi Rektor PTN

WNA menjadi REKTOR - Baru-baru ini beredar kabar mengenai niat pemerintah merekrut warga negara asing ‎(WNA) menjadi rektor perguruan tinggi negeri (PTN). Hal tersebut kontan menuai kritik dari berbagai pihak. Merekrut WNA menjadi rektor akan berakibat pada penghinaan harga diri pemerintah sendiri.

Baca Juga:  DAFTAR BEASISWA S1 DALAM NEGERI UNTUK LULUSAN SMA/SMK

Hal tersebut seperti yang dikemukakan oleh Popong Otje Djundjungan. "Kalau kita melihatnya dari sisi harga diri, kan sama dengan menempeleng muka sendiri, saya pemikirannya gitu," kata Anggota Komisi X DPR Popong Otje Djundjungan‎, Jumat (3/6/2016).‎

WNA diangkat menjadi REKTOR

Popong menambahkan bahwa rektor WNI di PTN saat ini masih mampu menjadikan kampus Indonesia memiliki kualitas dunia.  Sebelum niat itu direalisasikan, pemerintah harus melakukan survei atau penelitian terlebih dahulu yang mampu membutktikan bahwa rektor PTN WNI tidak mampu membuat kampus ber‎saing di kelas dunia.

Niat pemerintah memang memiliki maksud baik, namun jangan tergesa-gesa mengambil keputusan. Survei bisa membantu untuk mengetahui kualitas pimpinan WNI di universitas, jika survei menunjukkan bahwa itu benar, maka niatan itu tidak menjadi masalah.

Baca Juga:  Lowongan Kerja Besar BUMN PT. PERTANI (SMK, D3, dan S1)

Seperti diketahui bahwa wacana mengangkat WNA menjadi rektor memang dilatarbelakangi untuk meningkatkan kualitas PTN di Indonesia. Kebijakan ini diambil karena mengikuti negara lain yang juga melakukan hal serupa. Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) M Nasir mengatakan, Presiden mengarahkan agar pendidikan tinggi Indonesia itu mampu bersaing di kelas dunia. Contohnya saja di China, Singapura dan Arab Saudi yang memakai orang asing untuk menjadi rektor.

"Saudi dulu tidak diperhitungkan. Rangkingnya di luar 500 besar dunia. Tapi sekarang sudah masuk peringkat 200 dunia. Sebut saja King Saud University yang dulu tidak diperhitungkan dunia," ujar Nasir usai mengunjungi Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis 2 Juni 2016.   
Niatan mengangkat WNA menjadi rektor memang masih dilematis. Disatu sisi akan menghina harga diri bangsa, namun disisi lain juga dapat membantu peningkatan kualitas PTN di Indonesia. Semoga saja, kebijakan yang nanti akan diambil benar-benar dipertimbangkan secara bijaksana.
Back To Top