Tahun ajaran baru sebentar lagi dimulai. Para orangtua dan siswa sudah mulai sibuk berbelanja berbagai alat tulis untuk keperluan sekolah. Semangat menyambut ajaran baru semakin terasa dengan kelengkapan alat sekolah yang serba baru.
Sandal dijadikan penhapus (via Tribunnews.com) |
Namun nyatanya, kesibukan itu tidak dialami semua lapisan masyarakat. Bagi mereka yang tengah mengalami kesulitan ekonomi, tidak ada persiapan berarti untuk menyambut tahun ajaran baru. Semua terasa berat untuk membeli berbagai perlengkapan yang dibutuhkan anak.
Salah satu contohnya terkuak akhir-akhir ini. Sebuah foto yang menyentuh dan menyadarkan kita, bahwa masih banyak anak-anak yang tidak bisa menikmati nyamannya sekolah dengan segala perlengkapan yang dibutuhkan.
Foto tersebut tengah menjadi viral di media sosial. Banyak netizen yang merasa terinsiprasi dengan anak tersebut karena meskipun hidup ditengah kemiskinan, ia tetap mencoba untuk menyesuaikan diri dan mengatasi keterbatasan dengan cara yang tidak diduga.
Foto itu adalah potret seorang siswa kelas 2 sekolah dasar yang tampak menggunakan sandal karet yang dipakainya sebagai penghapus. Diketahui nama anak luar biasa ini adalah Harold Labutong yang merupakan salah satu murid di sekolah Engracio Central Elementari di La Paz, Tarlac Filipina. Foto ini diunggah ke media sosial oleh akun Facebook Rosalie Dela Cruz.
Bukan hanya penghapusnya saja yang memprihatinkan, gurunya menambahkan bahwa Harold juga tidak punya pensil cadangan. Pensil satu-satunya yang ia gunakan untuk menulis sudah sangat pendek.Baca Juga: Tim Bumi Siliwangi UPI Juarai Shell Eco-Marathon Drivers World Championship London
Ide untuk menggunakan sandal sebagai penghapusnya muncul ketika ia salah dalam menulis, salah satu teman sekelasnya meminjamkan penghapus yang terbuat dari sandal karet lama. Namun hal itu tidak efektif, lalu Harold mengambil sandal yang dipakainya untuk dijadikan penghapus. Hal itu ternyata berhasil. Bahkan ia meminjamkan sandalnya pada teman-teman sekelas untuk dijadikan sebagai penghapus.
Kemiskinan ternyata tidak membuat anak-anak yang sungguh-sungguh ingin belajar kehilangan semangatnya. Harold hanya salah satu contohnya. Semoga kisah tersebut membuat kita belajar untuk lebih peduli dan belajar untuk terus berbagi.Baca Juga: Jelang PPDB, Banyak Warga yang Berpura-pura Miskin. Ada Apa dengan Indonesia?