PENTINGNYA PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI AWAL PEMBENTUKAN KARAKTER KEPRIBADIAN ANAK

PENTINGNYA PENDIDIKAN KELUARGA SEBAGAI AWAL PEMBENTUKAN KARAKTER KEPRIBADIAN ANAK- Oleh: Tofan Rapiera Yudha, S.Pd - yudhatofan@gmail.com- Dalam paradigma lama, keluarga dipandang sebagai tulang punggung pendidikan karakter. Hal ini bisa dipahami, karena pada masa lalu, lazimnya keluarga-keluarga bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak-anak untuk mengenal dan mempraktikkan berbagai kebajikan.Para orang tua biasanya memiliki kesempatan mencukupi serta mampu memanfaatkan tradisi yang ada untuk mengenalkan secara langsung berbagai kebajikan kepada anak-anak melalui teladan, petuah, cerita/dongeng, dan kebiasaan setiap hari secara intensif.Demikianlah, keluarga-keluarga pada masa lalu umumnya dapat diandalkan sebagai tulang punggung pendidikan karakter.Akan tetapi, proses modernisasi membuat banyak keluarga mengalami perubahan fundamental. Karena tuntutan pekerjaan, kini banyak keluarga yang hanya memiliki sangat sedikit waktu bagi berlangsungnya perjumpaan yang erat antara ayah, ibu, dan anak.Bahkan, makin banyak keluarga yang, karena tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup, memilih untuk tidak tinggal dalam satu rumah, melainkan saling berjauhan tempattinggal antara ayah, ibu, dan anak. Belum lagi, makin banyak keluarga bermasalah: tidak harmonis, terjadi berbagai kekerasan dalam rumah tangga, bahkan perceraian.Singkat kata, kini makin banyak keluarga yang tidak bisa berfungsi sebagai tempat terbaik bagi anak-anak untuk mendapatkan pendidikan karakter.Itulah sebabnya amat baik bila sekolah menyelenggarakan pendidikan karakter.Bahkan, sekolah perlu terus berupaya menjadikan dirinya sebagai tempat terbaik bagi kaum muda untuk mendapatkan pendidikan karakter.Berdasarkan hasil riset bahwa pekerjaan guru (pendidik) di sekolah akan lebih efektif apabila dia mengetahui latar belakang dan pengalaman anak didik di rumah tangganya. Anak didik yang kurang maju dalam pelajaran berkat kerja sama orang tua anak didik dengan pendidik, banyak kekurangan anak didik yang dapat diatasi. Lambat laun juga orang tua menyadari bahwa pendidikan atau keadaan lingkungan rumah tangga dapat membantu atau menghalangi kesukaran anak di sekolah.
Foto Belajar Membaca Bersama Keluarga (Source: caseclosed7.blogspot.com)

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah, Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang pertama dan utama diperoleh anak adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur pendidikan sekolah (formal) memerlukan “kerja sama” anatara orang tua dan sekolah (pendidik). Orang tua harus memperhatikan sekolah anaknya, yaitu dengan memperhatikan pengalaman-pengalamannya dan menghargai segala usahanya. Begitu juga orang tua harus menunjukkan kerjasamanya dalam mengarahkan cara anak belajar di rumah, membuat pekerjaan rumahnya, tidak disita waktu anak dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, orang tua harus berusaha memotivasi dan membimbing anak dalam belajar.Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat- sifat khas diri kita yang bersumber dari bentukan-bentukan yang kita terima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil kita dan juga bawaan-bawaan kita sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik. Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam.Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.

Kepribadian dalam bahasa Inggris disebut "personality", yang berasal dari bahasa latin "persona", yang berarti topeng. Koswara (1991) dalam pengertian sehari-hari kepribadian adalah "Bagaimana individu menampilkan dan menimbulkan kesan bagi individu lain".Allport (1937) sebagaimana dikutip oleh Gunarsa.S.D dan Ny. Gunarsa S.D (1989) Kepribadian adalah "Suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis didalam individu yang menentukan penyesuaian yang khas terhadap lingkungannya".Maramis (1999) berpendapat Kepribadian adalah "Keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus-menerus terhadap hidupnya". Freud yang dikutip oleh Koswara (1991) Kepribadian adalah "Suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni ide, ego, dan superego".Kepribadian adalah penampilan dan tingkah laku (cara bicara, cara berjalan, dll) yang menggambarkan perilaku (pengetahuan, sikap, dan ketrampilan,) seseorang yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat diamati secara langsung maupun tak langsung, yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas diri yang bersangkutan.Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian merupakan bawaan dari setiap individu sejak lahir (kejiwaan, dan fisik), dan kepribadian dapat berubah seiring pertumbuhan seseorang. Dimana seseorang tersebut dalam perjalanan hidupnya akan menerima rangsangan baik dari luar maupun dari dalam, dan orang tersebut akan menanggapi rangsang itu dan kemungkinan akan berpengaruh pada sikapnya.Allport (1971) dalam bukunya Personality mendaftarkan tidak kurang dari lima puluh definisi yang berbeda dan sejak itu jumlahnya kian bertambah banyak.Allport (1971)mendefinisikan kepribadian sebagai berikut :
“Personality is the dynamic organization whitin the individual of those psychophysical system that determine his unique adjustments to his environment”
Artinya: Kepribadian adalah organisasi-organisasi dinamis dari sistem-sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan demikian berdasarkan devinisi diatas kepribadian memiliki beberapa unsur, yakni sebagai berikut :
1.    Kepribadian itu merupakan organisasi yang dinamis. Dengan kata lain ia tidak statis, tetapi senantiasa berubah setiap saat.
2.    Organisasi tersebut terdapat dari dalam individu, jadi tidak meliputi hal-hal yang berbeda di luar diri individu.
3.    Organisasi itu berdiri atas system psikis, yang menurut Allport meliputi antara lain sifat dan bakat serta system fisik (Anggote dan organ-organ) yang saling terkait.
4.    Organisasi itu menentukan corak penyesuaian diri yang unik dari tiap individu terhadap lingkungan.

Definisi deterministic menganggap kepribadian sebagai keadaan internal individu sebagai organisasi proses dan struktur dalam diri seseorang. Kepribadian adalah apa yang menentukan perilaku dalam situasi yang ditetapkan dan dalam kesadaran jiwa yang ditetapkan (Cattel, 1965 : 27).Seperti yang dikemukakan Allport (1971)Kepribadian terletak dibalik tindakan tertentu dan dalam individu dan system yang menyusunkepribadian dalam segala hal adalah kecenderungan yang menentukan (Allport, 1971). Jika didefinisikan seperti itu, kepribadian adalah :

1. Seperangkat kecenderungan kecondongan internal yang terorganisasi untuk berperilaku dengan cara tertentu.
2.  Keberadaan tersendiri yang disimpulkan dari perilaku, bukan yang langsung dapat diamati.
3. Agar stabil dan konsisten dalam perjalanan waktu dan dipicu oleh rangsangan yang fungsinya sepadan.
4. Kekuatan yang menjadi penengah diantara penghargaan seseorang kepada dunia dan kegiatan dalam suatu situasi.
5.  Membantu individu dalam menyaring realitas, mengungkapkan perasaan, dan mengidentifikasikan diri kepada orang lain.

Para Psikolog dan filsuf nampaknya mulai sepakat bahwa manifestasi kepribadian dapat dilihat dari :
a.    Kenyataan yang bersifat biologis (Umwelt).
b.    Kenyataanpsikologis (Eigenwelt).
c.    Kenyataan social (Mitwelt).

Ketiga pernyataan ini menggejala menjadi satu kesatuan yang disebut dengan kepribadian. Pandangan seperti diatas tidak jauh berbeda dengan yang pernah dinyatakan oleh seorang psikolog termuka Gordon W. Allport (1897-1967) :
“Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistim-sistim psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesusiannya yang unik terhadap lingkungan”.

Kata dinamis menunjukkan bahwa kepribadian dapat berubah ubah, dan antar berbagai komponen kepribadian (yaitu sistim-sistim psikofisik) terdapat hubungan yang erat.Hubungan-hubungan itu terorganisir sedsemikian rupa sehingga secara bersama-sama mempengaruhi pola-pola perilakunya dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Kepribadian itu merupakan sistim dari semua tingkah laku seseorang yang unik, terintegrasikan dan yang terorganisasikan. Sistim tingkah laku ini merupakan respon-respon yang komplek seperti cara seseorang melijat dunia, tujuan-tujuannya dan interesse-interessenya, apa yang ia sukai dan tak sukai, kemampuannya untuk berbuat sesuatu, cara-cara ia memecahkan persoalan-persoalan tertentu, bagaimana pandangannya terhadap seseorang dan apa yang ia inginkan dari kehidupannya. Semua tingkah lakuknya, termasuk pola-pola tingkah laku yang langsung atau tidak dapat dilihat meliputi sistim tingkahlaku yang terorganisasikan, inilah yamg disebut dengan kepribadian.

Tiap aspek dari kepribadian ini bukanlah merupakan suatu elemen yang dapat dijumlahkan atau dikurangkan dari individu itu secara sederhana Ada tiga masalah penting yang perlu diperhatikan dalam perkembangan kepribadian seseorang :

1.  Perkembangan itu relatif cukup stabil, terutama yang menyangkut pola-pola penyesuaian sosial,
2. Bagaimana pandangan pribadi yang berkembang itu tentang diri pribadinya sendiri, karena di dalam konsep-konsep, yang dipelajarinya terdapat konsep tentang dirinya sebagai pribadi, bagaimana konsep itu telah terbentuk, bagaimana konsep itu mempengaruhi perubahan perilaku dan interaksi social.
3. Bagaimana bentuk proses sosialisasi yang mempengaruhi kelesterian dan kesetabilan perkembangan kepribadian yang bersangkutan.


Tipe Kepribadian

Pada dasarnya setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda satu sama lain. Penelitian memgenai kepribadian manusia sudah dilakukan paraahli sejak dulu kala.Kita mengenal Hippocrates dan Galenus (400 SM dan 175 M) yang mengemukakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada di dalam tubuhnya.
1. Melanzholicus (melankolisi) yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya. Sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram psimistis, dan selalu menaruh rasa curiga.
2.  Sangunicus (Sanguinisi) yakni orang-orang yang banyak darahnya. Sehingga tipe orang-orang ini selalu menunjukkan wajah yang berseri-seri, periang atau selalu gembira dan bersikap optimistis.
3. Flegmuticus (Flegmatisi) yaitu orang yang banyak lendirnya. Prang ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
4. Cholercus (kolerisi) yakni yang banyak empedu kunimgnya. Orang tipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

Faktor yang membentuk kepribadian

Faktor lain yang besar pengaruhnya terhadap kepribadian adalah hasil hubungan kita dengan lingkungan, atau pengalaman, para ahli membedakan dua macam pengalaman yang mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu :

1)  Pengalaman Umum, yaitu pengalaman yang dihayati oleh hampir semua anggota masyarakat atau bahkan oleh semua manusia. Pengalaman ini manjadi bagian diri seseorang yang sama dengan banyal orang lain di sekitarnya.
2) Pengalaman Unik, Setiap orang mempunyai pengalaman-pengalaman yang hanya pernah dialami oleh dirinya sendiri.karena sejak lahir seseorang anak sudah membawa cirri-ciri tertentu serta kecenderungan-kecenderungan tertentu, maka reksinya terhadap lingkungan terhadapnya bersifat khas. Pengalaman unik ini menentukan bagian darinya yang bersifat khas, unik, dan tak ada duanya.
3)  Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang.
Pribadi manusia itu dapat berubah, itu berarti bahwa pribadi manusia itu mudah atau dapat di pengaruhi oleh sesuatu.Karena itu ada usaha mandidik pribadi, membentuk pribadi, membentuk watak, atau mendidik watak anak.Yang artinya adalah nerusaha untuk memperbaiki kehidupan anak yang nampak kurang baik, sehingga menjadi baik.Misalnya, anak malas, dapat berubah menjadi rajin, dll.
4)  Manfaat pengetahuan psikologi kepribadian
Yang dapat merasakan manfaat mengetahui pribadi seseorang, terutama adalah orang atau pribadi itu sendiri.Caranya adalah dengan berintropeksi yaitu dengan melihat kepada diri sendiri. Dengan demikian akan dapat selalu mengintropeksi kekeliruan-kekeliruan yang telah diperbuatnya.

Oleh karena itu psikologi kepribadian ini dimasukkan, sebagai salah satu psikologi khusus yang harus dipelajari oleh setiap orang tua, manfaatnya adalah sebagai berikut :

1. Agar dapat mengenal sifat-sifat anak-anaknya masing-masing sehingga pelayanannya dapat mudah diterima si anak.
2. Dengan mengenal sifat-sifat seorang anak dapat mencegah kemungkinan timbulnya frustasi bagi anak.
3. Dengan mengetahui keadaan pribadi anak, akan dapatmenolong anak agar dapat segera diserahi tanggung jawab sendiri.
4. Dengan mengenal anak itu, dapat terhindar dari kemungkinan timbul konflik dengan anak-anaknyasendiri. 
Penulis: Tofan Rapiera Yudha, S.Pd
Email  :  yudhatofan@gmail.com
Back To Top