Mahasiswa Jurusan Pendidikan- Apa sih yang dimaksud dengan guru ??? hmmmzt, pasti kalian sudah pada tahu kan? yang selama hidupnya menikmati bangku sekolah pastinya tahu lah (bukan dimakan yaa bangkunya hehe). Menurutku, guru bagaikan sang biru yang selalu memtransfer ilmunya dan selalu menyejukkan hati ini dengan segala motivasi yang diberikan olehnya. Ada yang bilang guru adalah ortu kedua setelah kedua ortu kita dirumah, bener gak yaa ??? kalian pasti punya jawaban sendiri, yaudah dijawab dalam hati masing-masing aja ya hehe.
Guru adalah seorang pendidik, yang mana dia selalu mendidik kita semua untuk lebih baik, dan menjadi kebanggaan semua orang. Coba dech hitung, sudah berapa lamakah kalian bersama gurumu ??? banyak banget pengorbanan yang telah diberikannya, dengannya kita bisa menulis, membaca, menghitung, dsb.
Foto Mahasiswa UPI (source: www.cirebontrust.com) |
Berbicara tentang pengorbanan seorang guru mungkin tak akan ada habisnya. Masalahnya, semua yang mereka semata-mata untuk mencerdaskan anak bangsa, menyetarakan dari yang namanya ketertinggalan. Semua itu untuk generasi muda bangsa. Coba bayangkan jikalau di negara kita tidak ada seorang guru, lebih spesifiknya tidak ada suatu lembaga pendidikan, apa yang akan terjadi ???
Mungkin kalian semua bertanya-tanya, kalau toh seorang guru berniat untuk mencerdaskan anak bangsa, tapi kenapa masih ada siswa-siswi yang tidak cerdas atau dengan kata lain “sekolah sih sekolah, tapi kelakuane iku bli jelah”. Apa yang salah dengan semua itu? Guru yang salah atau muridnya yang bermasalah.
Pada dasarnya, tidak ada seorang murid yang bodoh, yang ada juga murid yang malas. Semua itu disebabkan karena kurangnya motivasi baik dari orang tua maupun dari guru yang menyebabkan anak tersebut menjadi malas dan tidak bergairah dalam hal belajar. Padahal kan yang namanya motivasi itu penting banget, jadi sekarang harus banyak-banyak introspeksi diri, dan jangan saling menyalahkan satu sama lainnya.
Dalam hal belajar mengajar, ada kalanya seorang guru terjangkit suatu penyakit yang menyebabkan tidak berjalannya proses mengajarnya tidak berjalan dengan baik. Di bawah ini akan saya paparkan beberapa istilah penyakit yang biasa menyerang guru, kalian pasti mengetahuinya. Istilah-istilah ini saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan ibu Dra. Hj. Suniti, M. Pd, dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Keguruan (yang kuliah di IAIN SNJ Cirebon pasti tau lah hehe). Ayo, langsung saja kita simak:
Kenapa kurang iman menjadi penyakit nomer wahid bagi seorang guru ??? karena ketika seorang guru imannya kurang maka dia akan selalu menyimpang dari hal yang positif, dia akan cenderung kehal yang negatif. Misalnya plagiasi, korupsi kecil-kecilan maupun besar-besaran. Jadi, bagi calon-calon guru tingkatkanlah keimanan kita dengan senantiasa mendekat kepada Allah Swt. Dengan selalu amar ma’ruf nahi munkar. Don’t forget ya, jadilah kalian guru yang berjiwa islami (Islam Masa kini), kaya acara TV yaa hehe.
2. Tipus
Hadeuh, ini guru ada-ada saja sih, kalau punya penyakit tipus jangan mengajar dong hehe. Gurunya saja tipusan gimana anaknya dong, pasti ketularan deh. Cielahh, tipus disini yaitu “Tidak Punya Selera”. Kayanya si dia lagi galau jadi gak punya selera wkwk. Ayoo bangkit dan bergerak, tingkatkan semangat kalian untuk mengajar, keluarkan semua ide-ide kalian yang cemerlang. Jadilah penggerak intelektual yang selalu memotivasi murid-muridnya.
“ Buku adalah motor peradaban, tanpa buku sejarah begitu sunyi, kepustakaan bisu, ilmu pengetahuan pun lumpuh, pemikiran dan spekulasi membatu. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar di tengah samudera waktu”. (Barbara Tuchman)
Kutipan tersebut mengingatkan kita, bahwa buku sangatlah penting, tapi yang lebih penting itu membacanya loh hehe. Mustahil dong, seorang guru bisa mengetahui isi bukunya tanpa membaca. So buat kalian raihlah masa depanmu dan genggamlah duniamu dengan banyak membaca.
Itulah beberapa penyakit yang dapat saya paparkan, semoga bisa bermanfaat khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk kalian semua. Jadilah penggerak intelektual demi Indonesia yang lebih cerah, jadilah seorang yang unik, karena dengan unik kita bisa menghargai warna. Karena dengan warna, kita bisa menikmati indahnya hidup ini. Dan jadilkanlah warna hidupmu untuk menghiasi dunia pendidikan sekarang ini yang semakin kritis.
Mungkin kalian semua bertanya-tanya, kalau toh seorang guru berniat untuk mencerdaskan anak bangsa, tapi kenapa masih ada siswa-siswi yang tidak cerdas atau dengan kata lain “sekolah sih sekolah, tapi kelakuane iku bli jelah”. Apa yang salah dengan semua itu? Guru yang salah atau muridnya yang bermasalah.
Pada dasarnya, tidak ada seorang murid yang bodoh, yang ada juga murid yang malas. Semua itu disebabkan karena kurangnya motivasi baik dari orang tua maupun dari guru yang menyebabkan anak tersebut menjadi malas dan tidak bergairah dalam hal belajar. Padahal kan yang namanya motivasi itu penting banget, jadi sekarang harus banyak-banyak introspeksi diri, dan jangan saling menyalahkan satu sama lainnya.
Dalam hal belajar mengajar, ada kalanya seorang guru terjangkit suatu penyakit yang menyebabkan tidak berjalannya proses mengajarnya tidak berjalan dengan baik. Di bawah ini akan saya paparkan beberapa istilah penyakit yang biasa menyerang guru, kalian pasti mengetahuinya. Istilah-istilah ini saya dapatkan ketika saya mengikuti perkuliahan ibu Dra. Hj. Suniti, M. Pd, dosen pengampu mata kuliah Etika Profesi Keguruan (yang kuliah di IAIN SNJ Cirebon pasti tau lah hehe). Ayo, langsung saja kita simak:
1. Kuman
Guru kok banyak kumannya sie, jarang mandi kali yaa ?? eittztt, jangan su’udzon ya, kuman disini yaitu Kurang Iman (oh. Kurang iman toh hehe). Kalian pasti tahu kan apa itu iman ??? itu loh yang suka ada di masjid pas kita shalat, iya kan ??? deuh yaa, itu mah imam kali bukan iman. Iman adalah rasa yakin kita kepada Allah Swt, besar kecilnya cinta kita kepada Allah Swt ditentukan oleh kadar keimanan kita loh, iman itu segalanya bagi manusia. Apa jadinya kalau hidup tanpa iman, pasti semua orang akan terlena dengan hawa nafsunya.Kenapa kurang iman menjadi penyakit nomer wahid bagi seorang guru ??? karena ketika seorang guru imannya kurang maka dia akan selalu menyimpang dari hal yang positif, dia akan cenderung kehal yang negatif. Misalnya plagiasi, korupsi kecil-kecilan maupun besar-besaran. Jadi, bagi calon-calon guru tingkatkanlah keimanan kita dengan senantiasa mendekat kepada Allah Swt. Dengan selalu amar ma’ruf nahi munkar. Don’t forget ya, jadilah kalian guru yang berjiwa islami (Islam Masa kini), kaya acara TV yaa hehe.
2. Tipus
Hadeuh, ini guru ada-ada saja sih, kalau punya penyakit tipus jangan mengajar dong hehe. Gurunya saja tipusan gimana anaknya dong, pasti ketularan deh. Cielahh, tipus disini yaitu “Tidak Punya Selera”. Kayanya si dia lagi galau jadi gak punya selera wkwk. Ayoo bangkit dan bergerak, tingkatkan semangat kalian untuk mengajar, keluarkan semua ide-ide kalian yang cemerlang. Jadilah penggerak intelektual yang selalu memotivasi murid-muridnya.
3. Mual
Lagi ngidam nie ??? sembarangan loh, saya kan masih anak-anak (ada yang ngambek, yuck lariiiii). Upsstt salah lagi nie, mual disini itu “Mutu Amat Lemah”. Soo pastinya mutu dalam hal ilmu. Kata dosen saya “ Guru adalah murid sepanjang hayat”. Mungkin aneh kali ya, masa guru tapi dibilang murid. Maksudnya itu, walaupun sudah menjadi guru kita itu harus tetap belajar, belajar, dan belajar.“ Buku adalah motor peradaban, tanpa buku sejarah begitu sunyi, kepustakaan bisu, ilmu pengetahuan pun lumpuh, pemikiran dan spekulasi membatu. Buku adalah mesin perubahan, jendela dunia, mercusuar di tengah samudera waktu”. (Barbara Tuchman)
Kutipan tersebut mengingatkan kita, bahwa buku sangatlah penting, tapi yang lebih penting itu membacanya loh hehe. Mustahil dong, seorang guru bisa mengetahui isi bukunya tanpa membaca. So buat kalian raihlah masa depanmu dan genggamlah duniamu dengan banyak membaca.
Itulah beberapa penyakit yang dapat saya paparkan, semoga bisa bermanfaat khususnya untuk saya pribadi dan umumnya untuk kalian semua. Jadilah penggerak intelektual demi Indonesia yang lebih cerah, jadilah seorang yang unik, karena dengan unik kita bisa menghargai warna. Karena dengan warna, kita bisa menikmati indahnya hidup ini. Dan jadilkanlah warna hidupmu untuk menghiasi dunia pendidikan sekarang ini yang semakin kritis.