[Subhanalloh] Anak Tukang Es ini Keterima di UGM- Asalkan kita berusaha dengan sekuat tenaga, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Ya seperti Hasan Basri, remaja laki-laki 18 tahun ini berhasil menembus salah satu universitas bergengsi di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM).
Diterima di UGM merupakan hal yang istemewa bagi seorang hasan, mengingat hasan ialah seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. Ibunya bekerja sebagai tukang es campur, sedangkan ayahnya bekerja sebagai tukang parkir. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya demikian, tetapi hasan masih semangat untuk mendaftar kuliah ke UGM.
"Saya ikut senang dan bangga, keinginannya tercapai," ungkap ibunda Hasan, Sariyah, dikutip dari laman UGM.
Diterima di UGM merupakan hal yang istemewa bagi seorang hasan, mengingat hasan ialah seorang anak yang berasal dari keluarga sederhana. Ibunya bekerja sebagai tukang es campur, sedangkan ayahnya bekerja sebagai tukang parkir. Meskipun kondisi ekonomi keluarganya demikian, tetapi hasan masih semangat untuk mendaftar kuliah ke UGM.
"Saya ikut senang dan bangga, keinginannya tercapai," ungkap ibunda Hasan, Sariyah, dikutip dari laman UGM.
 |
| Foto Hasan dan Ibunya (Source: www.ugm.ac.id) |
Selama sekolah, hasan hanya diberi bekal tidak pernah lebih dari lima ribu rupiah. Maklum, penghasilan ibuny sebagai tukang es tidaklah banyak. Sehari-hari, ibunya hanya mampu menyisihkan Rp10 ribu sampai Rp15 ribu. Sedangkan ayahnya Hasan hanya mampu membawa pulang uang Rp30 setiap harinya.
Karena Keterbatasan ekonomi keluarga membuat remaja lulusan MAN 1 Yogyakarta itu memendam keinginannya untuk mengikuti bimbel. meskipun begitu, dia tidak mudah menyerah mencari jalan lain agar bisa mendapatkan waktu belajar gratis melalui berbagai program promosi yang diadakan oleh lembaga bimbingan belajar. "Itu pun hanya satu hari," tutur Hasan.
Di UGM, Hasan memilih jurusan Sastra Arab. Pilihan itu terinspirasi oleh seorang guru mengajinya yang mengambil jurusan yang sama di UGM.
"Kebetulan yang ngajar kuliah di UGM, sehingga memotivasi saya," ujar lelaki kelahiran 4 Maret 1997 tersebut.
"Saya tidaklah begitu mahir berbahasa arab. Namun keinginan saya memilih Sastra Arab tetap kuat, karena saya berharap bisa menjadi seorang dosen", Ungkap Hasan.
Source:www.ugm.ac.id
